Kamis, 27 Mei 2010

Petambak Plasma Minta Subsidi BBM

Kalangan petani tambak plasma dari PT Central Pertiwi Bahari (CPB), PT Wachyuni Mandiri, dan PT Aruna Wijaya Sakti meminta pemerintah memberikan subsidi bahan bakar untuk pembangkit listrik yang dikelola perusahaan inti. Supriono, petambak plasma PT CPB di Jakarta, Rabu, mengatakan, selama ini, petambak plasma memanfaatkan pembangkit listrik yang dikelola perusahaan inti yang dikenakan tarif listrik untuk industri.

"Kondisi tersebut sangat membebani kami sehingga kami meminta kebijakan pemerintah untuk memberikan subsidi bahan bakar untuk pembangkit listrik tersebut," katanya.
Bagi petambak udang, selain untuk penerangan, listrik juga digunakan sebagai pemutar turbin guna menjaga kesegaran oksigen yang sangat dibutuhkan oleh udang-udang dalam tambak.
Menurut dia, dengan pengenaan tarif listrik industri tersebut, maka petambak harus membeli listrik ke perusahaan inti sebesar Rp1500/kwh, sedangkan jika membeli di luar sekitar Rp850-Rp900/kwh.

Oleh karena itu, lanjut Saefudin, petambak plasma PT Aruna Wijaya Sakti, pemerintah bisa memberikan subsidi bahan bakar untuk pembangkit listrik yang dikelola perusahaan ini atau subsidi tarif listrik. "Atau perusahaan listrik negara memberikan sambungan listrik ke lokasi pertambakan plasma," katanya.

Selain itu, para petambak anak perusahaan-anak perusahaan PT Centraproteina Prima (CP Prima itu) meminta pemerintah meninjau ulang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) bahan baku perikanan serta memberikan harga subsidi terhadap pupuk urea dan TSP yang juga digunakan petani tambak. "Dengan demikian, diharapkan kesejahteraan plasma dapat ditingkatkan dan daya saing produk kami bisa setara dengan produk internasional," kata Yusuf Eko Saputra, petambak plasma PT Wachyuni Mandira.

Sementara itu, Komisaris Utama PT CP Prima Hardian P Widjonarko mengakui petambak plasma menggunakan BBM yang dibeli perusahaan inti dengan tarif industri.
Menurut dia, pemerintah tetap bisa mengenakan tarif industri untuk perusahaan inti sedangkan bagi petambak plasma sebaiknya diberikan subsidi sehingga meningkatkan keuntungan mereka. "Masa tarif listrik untuk plasma diatas tarif PLN. Kalau tarif listrik untuk plasma sama dengan yang di Jakarta, maka mereka akan lebih untung," katanya. Sumber : http://id.news.yahoo.com

Tidak ada komentar: