Sabtu, 26 Mei 2012

Sejarah Etnis Lampung

Asal usul bangsa Lampung adalah dari Sekala Brak yaitu sebuah Kerajaan yang letaknya di dataran Belalau, sebelah selatan Danau Ranau yang secara administratif kini berada di Kabupaten Lampung Barat. Dari dataran Sekala Brak inilah bangsa Lampung menyebar ke setiap penjuru dengan mengikuti aliran Way atau sungai-sungai yaitu Way Komring, Way Kanan, Way Semangka, Way Seputih, Way Sekampung dan Way Tulang Bawang beserta anak sungainya, sehingga meliputi dataran Lampung dan Palembang serta Pantai Banten.

Sekala Brak memiliki makna yang dalam dan sangat penting bagi bangsa Lampung. Ia melambangkan peradaban, kebudayaan dan eksistensi Lampung itu sendiri. Bukti tentang kemasyuran kerajaan Sekala Brak didapat dari cerita turun temurun yang disebut warahan, warisan kebudayaan, adat istiadat, keahlian serta benda dan situs seperti tambo dan dalung seperti yang terdapat di Kenali, Batu Brak dan Sukau. Kata LAMPUNG sendiri berawal dari kata Anjak Lambung yang berarti berasal dari ketinggian ini karena para puyang Bangsa Lampung pertama kali bermukim menempati dataran tinggi Sekala Brak di lereng Gunung Pesagi.

Dilereng Gunung Pesagi didapati situs seperti batu batu bekas Negeri atau Pekon kuno, tapak bekas kaki, pelataran peradilan dan tempat eksekusi, serta Prasasti yang terpahat pada batuan. Dari sebuah batu yang bertarikh 966 Caka yang terdapat di Bunuk Tenuar Liwa, ternyata telah ada suku bangsa yang beragama Hindu telah menjadi penghuni didataran Lampung. Didalam rimba rimba ditemukan parit parit dan jalan jalan bekas Zaman Hindu bahkan pada perkebunan tebu terdapat batu batu persegi dan diantaranya didapat batuan berukir yang merupakan puing candi.

Tafsiran para ahli purbakala seperti Groenevelt, L.C.Westernenk dan Hellfich didalam menghubungkan bukti bukti memiliki pendapat yang berbeda beda namun secara garis besar didapat benang merah kesamaan dan acuan yang tidak diragukan didalam menganalisa bahwa Sekala Brak merupakan cikal bakal bangsa Lampung. Dalam catatan Kitab Tiongkok kuno yang disalin oleh Groenevelt kedalam bahasa Inggris bahwa antara tahun 454 dan 464 Masehi disebutkan kisah sebuah Kerajaan Kendali yang terletak diantara pulau Jawa dan Kamboja. menurut catatan kitab, masyarakat Kendali ini mempunyai adat istiadat yang sama dengan bangsa Siam dan Kamboja. Baginda dari Kendali-Sapanalanlinda mengirimkan seorang utusan yang bernama Taruda ke negeri Tiongkok dengan membawa hadiah emas dan perak, utusan yang demikian dikirim berturut turut hingga abad ke enam.

Menurut L.C. Westenenk nama Kendali ini dapat kita hubungkan dengan Kenali ibukota kecamatan Belalau sekarang. Nama Sapalananlinda itu menurut kupasan dari beberapa ahli sejarah, dikarenakan berhubung lidah bangsa Tiongkok tidak fasih melafaskan kata Sribaginda, ini berarti Sapanalanlinda bukanlah suatu nama. Berdasarkan Warahan dan Sejarah yang disusun didalam Tambo, dataran Sekala Brak tersebut pada awalnya dihuni oleh suku bangsa Tumi yang menganut faham animisme. Suku bangsa ini mengagungkan sebuah pohon yang bernama Belasa Kepampang atau nangka bercabang karena pohonnya memiliki dua cabang besar, yang satunya nangka dan satunya lagi adalah sebukau yaitu sejenis kayu yang bergetah.

Keistimewaan Belasa Kepampang ini bila terkena cabang kayu sebukau akan dapat menimbulkan penyakit koreng atau penyakit kulit lainnya, namun jika terkena getah cabang nangka penyakit tersebut dapat disembuhkan. Karena keanehan inilah maka Belasa Kepampang ini diagungkan oleh suku bangsa Tumi.

Diriwayatkan didalam Tambo empat orang Putera Raja Pagaruyung tiba di Sekala Brak untuk menyebarkan agama Islam. Fase ini merupakan bagian terpenting dari eksistensi masyarakat Lampung. Keempat Putera Raja ini masing masing adalah:

1. Umpu Bejalan Di Way
2. Umpu Belunguh.
3. Umpu Pernong.

Umpu berasal dari kata Ampu seperti yang tertulis pada batu tulis di Pagaruyung yang bertarikh 1358 A.D. Ampu Tuan adalah sebutan Bagi anak Raja Raja Pagaruyung Minangkabau. Setibanya di Skala Brak keempat Umpu bertemu dengan seorang Muli yang ikut menyertai para Umpu dia adalah Si Bulan. Di Sekala Brak keempat Umpu tersebut mendirikan suatu perserikatan yang dinamai Paksi Pak yang berarti Empat Serangkai atau Empat Sepakat.

Setelah perserikatan ini cukup kuat maka suku bangsa Tumi dapat ditaklukkan dan sejak itu berkembanglah agama Islam di Sekala Brak. Sedangkan penduduk yang belum memeluk agama Islam melarikan diri ke Pesisir Krui dan terus menyeberang ke pulau Jawa dan sebagian lagi ke daerah Palembang.

Dataran Sekala Brak yang telah dikuasai oleh keempat Umpu yang disertai Si Bulan, maka Sekala Brak kemudian diperintah oleh keempat Umpu dengan menggunakan nama PAKSI PAK SEKALA BRAK. Inilah cikal bakal Kerajaan Sekala Brak yang merupakan puyang bangsa Lampung.

Kerajaan Sekala Brak mereka bagi menjadi empat Marga atau Kebuayan yaitu:

1. Umpu Bejalan Di Way memerintah daerah Kembahang dan Balik Bukit dengan Ibu Negeri Puncak, daerah ini disebut dengan Paksi Buay Bejalan Di Way.

2. Umpu Belunguh memerintah daerah Belalau dengan Ibu Negerinya Kenali, daerah ini disebut dengan Paksi Buay Belunguh.

3. Umpu Nyerupa memerintah daerah Sukau dengan Ibu Negeri Tapak Siring, daerah ini disebut dengan Paksi Buay Nyerupa

4. Umpu Pernong memerintah daerah Batu Brak dengan Ibu Negeri Hanibung, daerah ini disebut dengan Paksi Buay Pernong.

Sedangkan Si Bulan mendapatkan daerah Cenggiring namun kemudian Si Bulan berangkat dari Sekala Brak menuju kearah matahari hidup. Dan daerah pembagiannya digabungkan ke daerah Paksi Buay Pernong karena letaknya yang berdekatan.

Suku bangsa Tumi yang lari kedaerah Pesisir Krui menempati marga marga Punggawa Lima yaitu Marga Pidada, Marga Bandar, Marga Laai dan Marga Way Sindi namun kemudian dapat ditaklukkan oleh Lemia Ralang Pantang yang datang dari daerah Danau Ranau dengan bantuan lima orang punggawa dari Paksi Pak Sekala Brak. Dari kelima orang punggawa inilah nama daerah ini disebut dengan Punggawa Lima karena kelima punggawa ini hidup menetap pada daerah yang telah ditaklukkannya.

Agar syiar agama Islam tidak mendapatkan hambatan maka pohon Belasa Kepampang itu akhirnya ditebang untuk kemudian dibuat PEPADUN. Pepadun adalah singgasana yang hanya dapat digunakan atau diduduki pada saat penobatan SAIBATIN Raja Raja dari Paksi Pak Sekala Brak serta keturunan keturunannya. Dengan ditebangnya pohon Belasa Kepampang ini merupakan pertanda jatuhnya kekuasaan suku bangsa Tumi sekaligus hilangnya faham animisme di kerajaan Sekala Brak. Sekitar awal abad ke 9 Masehi para Saibatin Raja Raja di Sekala Brak menciptakan aksara dan angka tersendiri sebagai Aksara Lampung yang dikenal dengan Had Lampung.

Ada dua makna didalam mengartikan kata Pepadun, yaitu:

1. Dimaknakan sebagai PAPADUN yang maksudnya untuk memadukan pengesahan atau pengakuan untuk mentahbiskan bahwa yang duduk diatasnya adalah Raja.

2. Dimaknakan sebagai PAADUAN yang berarti tempat mengadukan suatu hal ihwal. Maka jelaslah bahwa mereka yang duduk diatasnya adalah tempat orang mengadukan suatu hal atau yang berhak memberikan keputusan.

Ini jelas bahwa fungsi Pepadun hanya diperuntukkan bagi Raja Raja yang memerintah di Sekala Brak. Atas mufakat dari keempat Paksi maka Pepadun tersebut dipercayakan kepada seseorang yang bernama Benyata untuk menyimpan, serta ditunjuk sebagai bendahara Pekon Luas, Paksi Buay Belunguh dan kepadanya diberikan gelar Raja secara turun temurun.
Manakala salah seorang dari keempat Umpu dan keturunannya memerlukan Pepadun tersebut untuk menobatkan salah satu keturunannya maka Pepadun itu dapat diambil atau dipinjam yang setelah digunakan harus dikembalikan. Adanya bendahara yang dipercayakan kepada Benyata semata mata untuk menghindari perebutan atau perselisihan diantara keturunan keturunan Paksi Pak Sekala Brak dikemudian hari.

Pada Tahun 1939 terjadi perselisihan diantara keturunan Benyata memperebutkan keturunan yang tertua atau yang berhak menyimpan Pepadun. Maka atas keputusan kerapatan adat dengan persetujuan Paksi Pak Sekala Brak dan Keresidenan, Pepadun tersebut disimpan dirumah keturunan yang lurus dari Umpu Belunguh hingga sekarang.

Sumber : http://id.wikipedia.org
Baca Selengkapnya..

Rabu, 16 Mei 2012

Koran Lokal Digital Gratis

Bagi anda yang punya hobi membaca koran di pagi hari sambil ditemani kopi panas yang nikmat, sekarang beberapa koran lokal telah menyediakan koran digital yang dapat diakses melalui internet (pc ataupun mobile) yang dapat diakses secara gratis. Sebagian diantaranya hanya mensyaratkan agar anda menjadi member (tanpa biaya dan cukup dengan memiliki email).

Tanpa banyak berbasa-basi silakan anda cicipi koran-koran ini secara gratis dan semoga membantu mengurangi pengeluaran anda :)

* JAWAPOS : http://virtual.jawapos.co.id/
* KOMPAS : http://epaper.kompas.com
* KONTAN : http://kontan.realviewusa.com/
* KORAN TEMPO :http://epaper.korantempo.com/
* MEDIA INDONESIA : http://epaper.mediaindonesia.com
* FAJAR : http://pdf.fajar.co.id/
* BANJARMASIN POS : http://epaper.banjarmasinpost.co.id/
* BATAM POS : http://epaper.batampos.co.id/
* BISNIS JAKARTA : http://www.bisnis-jakarta.com/
* PONTIANAK POS : http://epaper.pontianakpost.com/
* REPUBLIKA : http://67.19.80.66/republika/
* BALI POS : http://epaper.balipost.com/
* METRO POS Batam : http://epaper.posmetrobatam.com/
* RIAU POS : http://epaper.riaupos.co.id/
* SUMUT POS : http://issuu.com/sumut ->sumut post
* METRO SIANTAR : http://issuu.com/metrosiantar
* TRIBUN KALTIM : http://issuu.com/tohirtribun
* POSMETRO MEDAN : http://issuu.com/posmetromedan
* SURYA : http://issuu.com/surya-epaper
* TRIBUN JABAR : http://issuu.com/tribunjabar
* SURABAYA POST : http://www.surabayapost.co.id/epapersp
* RIAU POS : http://issuu.com/dumaipos.com
* METRO TAPANULI : http://issuu.com/metrotapanuli
* RIAU POS : http://issuu.com/riaupos
* SRIWIJAYA POS : http://issuu.com/sripoku
* SUMUT POS : http://issuu.com/sumut
* JAMBI INDIPENDEN : http://issuu.com/jambi-independent
* PEKANBARU POS : http://issuu.com/pepos
* BANGKA POS : http://issuu.com/bangkapos
* JAMBI EXPRESS : http://issuu.com/brondong/docs
* RADAR KOTA BUMI :http://issuu.com/radarkotabumi
* RADAR SEMARANG : http://www.radarsemarang.com/epaper.html
* RADAR SURABAYA : http://issuu.com/warenda
* RADAR SURABAYA : http://www.radarsby.com
* RADAR TEGAL : http://issuu.com/jaelani
* RADAR LAMPUNG : http://issuu.com/ayep -> tks to e3nk
* RADAR JOGYA : http://issuu.com/radar_jogja
* RADAR KEDIRI : http://issuu.com/radarkediri
* RADAR BANYUWANGI : http://issuu.com/radarbwi
* TRIBUN TIMUR MAKASAR : http://www.tribun-timur.com/epaper/tribuntimur.swf
* PIKIRAN RAKYAT : http://epaper.pikiran-rakyat.com
* SUARA PEMBARUAN : http://epaper.suarapembaruan.com
* MANADO POS : http://versicetak.mdopost.com
* WASPADA : http://issuu.com/waspada/
* SINDO : http://issuu.com/seputar-indonesia/docs
* TABLOID BOLA : http://www.bolanews.com/epaper
* SUMATERA EXPRES : http://issuu.com/sumeks
* SUARA MERDEKA : http://epaper.suaramerdeka.com/
* TRIBUN BATAM : http://tribunbatam.co.id/epaper/

sumber: mtfauzi.wordpress.com
Baca Selengkapnya..

Rabu, 02 Mei 2012

Profil Kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang Propinsi Lampung

Sejak dimekarkannya Kabupaten Tulang Bawang menjadi 3 kabupaten, yaitu :
1. Kabupaten Tulangbawang, (Kabupaten Induk)
2. Kabupaten Mesuji,
3. Kabupaten Tulangbawang Barat,
Kabupaten Tulangbawang mempunyai 13 kecamatan. Kemudian pada 20 Agustus 2009 melalui Perda No. 04/2009 Kabupaten Tulangbawang memiliki 15 kecamatan dengan dibentuknya 2 kecamatan baru, yaitu Banjar Baru dan Menggala Timur.

1. BANJAR AGUNG
Kecamatan Banjaragung adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Tulangbawang, berjarak 24 km dari ibu kota kabupaten, Kecamatan Banjaragung terletak di jalur lintas timur dari Kota Bandar lampung menuju Palembang, berbatasan dengan Kecamatan Banjarmargo dan Way Kenanga di sebelah utara, Kecamatan Banjarbaru di sebelah selatan, Kecamatan Lambukibang di sebelah barat dan di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Gedungaji. Kondisi geografis kecamatan ini terletak pada ketinggian 30 m dari permukaan air laut, dan memiliki kontur tanah yang terdiri dari tanah datar dan bergelombang dengan rincian 70% datar sampai berombak dan 30% berombak sampai berbukit. Kecamatan Banjar Agung memiliki luas 9.772 ha dengan populasi penduduk 42.667 Jiwa. beribukota di Banjar Agung,

Kecamatan Banjar Agung memiliki 11 kampung/desa, yaitu :

1. Banjar Agung,
2. Dwi Warga Tunggal Jaya,
3. Tunggal Warga,
4. Moris Jaya,
5. Tri Darma Wijaya,
6. Banjar Dewa,
7. Warga Makmur Jaya,
8. Warga Indah Jaya,
9. Tri Tunggal Jaya,
10. Tri Mulya Jaya
11. Tri Mukti Jaya,

2. BANJAR MARGO
Banjar Margo merupakan kecamatan hasil pemekaran dari Kecamatan Banjaragung sejak November 2005 yang ditetapkan dalam Perda No. 7 Tahun 2005, beribukota di Kampung Agung Dalem sekitar 31 km dari kota kabupaten, memiliki luas wilayah 11,152,75 ha atau 3,24% dari luas wilayah Kabupaten Tulangbawang dan berkontur tanah datar dan berbukit. Batas wilayah Kecamatan Banjar Margo, yaitu pada sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Simpangpematang, selatan berbatasan dengan Kecamatan Banjaragung, barat berbatasan dengan Kecamatan Gedungaji, dan timur berbatasan dengan Kecamatan Way Kenanga.
Kecamatan Banjar Margo memiliki 12 kampung, yaitu :
1. Ringin Sari,
2. Catur Karya Buana Jaya,
3. Bujuk Agung,
4. Sukamaju,
5. Penawar Jaya,
6. Purwa Jaya,
7. Agung Dalem,
8. Sumber Makmur,
9. Tri Tunggal Jaya,
10. Agung Jaya,
11. Penawar Rejo
12. Mekar Jaya.

3. KECAMATAN GEDUNG AJI
Kecamatan Gedungaji memiliki luas wilayah sekitar 11.539,59 ha atau 3,35% beribu kota di Kampung Gedungaji yang berjarak 36 km dari ibu kota Kabupaten Tulangbawang. Wilayah Kecamatan Gedungaji berbatasan dengan Way Tulangbawang pada bagian selatan, bagian utara berbatasan dengan Way Pidada, bagian timur berbatasan dengan Kecamatan Penawar Aji, dan bagian barat berbatasan dengan Kecamatan Banjaragung dan Banjar Margo.

Kecamatan Gedungaji memiliki 10 kampung, yaitu :

1. Penawar Baru,
2. Gedungaji,
3. Penawar Aji,
4. Jaya Kopi,
5. Kecubung Jaya,
6. Kecubung Mulya,
7. Aji Murni Jaya,
8. Aji Mesir,
9. Aji Permai Talang Buah
10. Bandar Aji Jaya.

4. PENAWAR AJI
Kecamatan Penawar Aji yang beribukota di Gedung Rejo Sakti, sekitar 69 km dari ibu kota Kabupaten Tulangbawang. Berbatasan dengan Kecamatan Penawartama pada bagian utara, bagian selatan dengan Kecamatan Gedungmeneng, pada bagian timur dengan Kecamatan Rawapitu, dan bagian Barat berbatasan dengan Kecamatan Gedungaji. Memiliki luas wilayah 10.950 ha atau 2,82% dari luas Kabupaten Tulangbawang,

Kecamatan Penawar Aji terdiri dari 9 kampung, yaitu :

1. Sumber Sari,
2. Karya Makmur,
3. Panca Tunggal Jaya,
4. Gedung Harapan,
5. Gedung Rejo Sakti,
6. Wono Rejo,
7. Gedung Asri,
8. Pasar Batang
9. Suka Makmur.

5. MERAKSA AJI
Kecamatan Meraksa Aji dibentuk berasal dari sebagain wilayah Kecamatan Gedungaji, beribu kota di Kampung Paduan Rajawali dengan luas 9.550,50 ha atau 2,77% dari luas Kabupaten Tulangbawang dan berjarak sekitar 63 km dari ibu kota Kabupaten Tulangbawang. Pada bagian utara Kecamatan Meraksa Aji berbatasan dengan Kecamatan Penawartama, bagian selatan berbatasan dengan Kecamatan Gedungaji (Way Tulangbawang), sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Gedungaji, dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Penawar Aji.

Kecamatan Meraksa Aji memiliki 8 kampung, yaitu :

1. Paduan Rajawali,
2. Bangun Rejo,
3. Sukarame,
4. Bina Bumi,
5. Karya Bhakti,
6. Kecubung Raya,
7. Marga Jaya
8. Mulyo Aji.

6. MENGGALA
Kecamatan Menggala merupakan kecamatan kota, di mana terdapat pusat Pemerintahan Kabupaten Tulangbawang beserta pusat kantor pemerintahan dari seluruh Dinas yang ada. Sejarah mencatat bahwa sebelum menjadi kota kecamatan, wilayah Menggala merupakan pusat kota yang ramai dari kegiatan perekonomian Tulangbawang. Sejak zaman penjajahan Belanda, Menggala dijadikan tempat transit perekonomian dari aktivitas perdagangan dan hasil perkebunan, yang didukung sarana transportasi sungai yang ramai menjadikan kota Menggala semakin ramai.
Hingga berdirinya Pemerintahan Kabupaten Tulangbawang, kemudian Menggala dijadikan Pemerintahan Kecamatan Kota Menggala dengan luas wilayah 26.037 ha. Wilayah Kecamatan Menggala berada di jalur lintas timur dari Kota Bandar Lampung menuju Kota Palembang, berjarak 140 km dari Kota bandar Lampung. Adapun batas-batas yang mengitari Kecamatan Menggala, yaitu sebelah utara dengan Kecamatan Banjarbaru dan Kecamatan Menggala Timur, selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah, barat berbatasan dengan Kabupaten Tulangbawang Barat, dan timur berbatasan dengan Kecamatan Gedungaji. Sedangkan kondisi geografis wilayah memiliki ketinggian 26 m dari permukaan laut, serta memiliki permukaan tanah datar sampai bergelombang mencapai 90%.

Kecamatan Menggala memiliki 4 kampung dan 5 kelurahan, yaitu :

1. Kampung Astra
2. Kampung Ksetra,
3. Kampung Tiuh Tohou,
4. Kampung Kagungan Rahayu,
5. Kampung Ujung Gunung Ilir,
6. Kampung Bujungtenuk.
7. Kelurahan Menggala Selatan,
8. Kelurahan Ujung Gunung,
9. Kelurahan Menggala Tengah
10. Kelurahan Menggala Kota.

7. PENAWARTAMA
Kecamatan Penawartama beribu kota di Bogatama atau sekitar 60 km dari pusat kota kabupaten dengan luas 21.057,20 ha atau 6,11% dari luas Kabupaten Tulangbawang. Pada bagian barat berbatasan dengan Kecamatan Banjar Margo, pada bagian timur berbatasan dengan Kecamatan Rawajitu Selatan dan Rawajitu Utara, bagian selatan berbatasan dengan Kecamatan Penawar Aji, dan pada bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Mesuji. Daerah ini bercurah hujan 2.536 mm/tahun, suhu udara berkisar 21°C sampai dengan 38 derajat Celsius. Bentuk wilayah Kecamatan Penawartama merupakan 90% dataran berombak dan 10% berbukit.

Kecamatan Penawartama memiliki 14 kampung, yaitu :

1. Bogatama,
2. Tri Rejo Mulya,
3. Sidoharjo,
4. Sidomulyo,
5. Tri Jaya,
6. Tri Tunggal Jaya,
7. Wiratama,
8. Pulo gadung,
9. Sidodadi,
10. Dwi Mulya,
11. Rejo Sari,
12. Wira Agung Sari,
13. Sido Makmur
14. Tri Karya

8. RAWAJITU SELATAN
Kecamatan Rawajitu Selatan beribu kota di Medasari dengan luas 13.888,47 ha atau 4,03% dari luas Kabupaten Tulangbawang yang 90%-nya merupakan wilayah persawahan. Kecamatan Rawajitu Selatan yang berjarak 120 km dari pusat kota kabupaten ini mempunyai batas wilayah sebagai berikut pada bagian barat berbatasan dengan Kecamatan Penawartama dan Rawajitu Utara, bagian timur berbatasan dengan dengan Kecamatan Rawajitu Timur, dan selatan berbatasan dengan Kecamatan Rawapitu dan Gedungmeneng.

Kecamatan Rawajitu Selatan memiliki 9 kampung, yaitu :

1. Bumi Ratu,
2. Hargo Rejo,
3. Yudha Karya Jitu,
4. Karya Jitu Mukti,
5. Hargo Mulyo,
6. Wono Agung,
7. Medasari,
8. Gedung Karya Jitu,
9. Karya Cipta Abadi.

9. GEDUNG MENENG
Kecamatan Gedungmeneng beribu kota di Gedungmeneng dengan luas 66.265,45 ha atau 19,23% dari luas Kabupaten Tulangbawang dan berjarak 65 km dari ibu kota kabupaten mempunyai keadaan geografis suhu udara berkisar antara 22—35 derajat Celsius.

Kecamatan Gedung Meneng memiliki 11 kampung, yaitu :

1. Bakung Udik,
2. Bakung Ilir,
3. Gunung Tapa,
4. Gedung Meneng,
5. Gedung Bandar Rahayu,
6. Gunung Tapa Ilir,
7. Gunung Tapa Tengah,
8. Gunung Tapa Udik,
9. Gedung Bandar Rejo,
10. Bakung Rahayu
11. Gedung Meneng Baru.

10. RAWAJITU TIMUR
Kecamatan Rawajitu Timur merupakan kawasan berikat, yaitu kecamatan di dalam perusahaan tambak udang yang memiliki otonomi sendiri. Kecamatan Rawajitu Timur ini beribu kota di Kampung Bumi Dipasena Mulya, memiliki luas wilayah 18.396,99 ha atau 5,34% dari luas Tulangbawang. Kecamatan ini merupakan kecamatan terjauh dari pusat Kota Kabupaten Tulangbawang, yaitu sekitar 128 km. Batas wilayah Kecamatan Rawajitu Timur pada sebelah timur merupakan Laut Jawa, sedangkan pada sebelah utara berbatasan dengan Sungai Mesuji, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Rawajitu Selatan, dan sebelah selatan (Sungai Tulangbawang) berbatasan dengan Kecamatan Gedungmeneng.

Kecamatan Rawajitu Timur memiliki 8 kampung, yaitu :

1. Bumi Dipasena Sentosa,
2. Bumi Dipasena Utama,
3. Bumi Dipasena Agung,
4. Bumi Dipasena Jaya,
5. Bumi Dipasena Mulya,
6. Bumi Dipasena Makmur,
7. Bumi Dipasena Sejahtera
8. Bumi Dipasena Abadi.

11. RAWA PITU
Kecamatan Rawapitu merupakan kecamatan pemekaran yang wilayahnya berasal dari sebagian Kecamatan Penawartama dan sebagaian dari Kecamatan Rawajitu Selatan yang disahkan dalam Perda No. 7 Tahun 2005. Pusat Pemerintahan Kecamatan Rawa Pitu berada di Kampung Batang Hari, memiliki luas wilayah 11.995 ha yang berjarak + 85 km dari pusat kabupaten. Nama Rawapitu berasal dari daerahnya yang berupa rawa dan pitu diambil dari Sungai Pidada dan Sungai Tulangbawang yang mengapit Kecamatan Rawapitu.
Pada sebelah utara Kecamatan Rawapitu berbatasan dengan Kecamatan Rawajitu Selatan, sebelah selatan berbatasan dengan Sungai Tulangbawang, pada sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Gedungaji dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Penawartama.

Kecamatan ini memiliki 9 kampung, yaitu :

1. Rawa Ragil,
2. Gedung Jaya,
3. Duta Yoso Mulyo,
4. Andalas Cermin,
5. Panggung Mulyo,
6. Batang,
7. Sumber Agung,
8. Bumi Sari
9. Mulyo Dadi

12. GEDUNGAJI BARU
Kecamatan Gedungaji Baru merupakan pemekaran dari wilayah Kecamatan Penawartama yang disahkan dalam Perda No. 01 Tahun 2007, beribu kota di Kampung Sidomukti, memiliki luas wilayah 9.617,59 ha atau 2,79% dari luas Kabupaten Tulangbawang. Batas wilayah Kecamatan Gedungaji Baru pada sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Rawajitu Utara (Kabupaten Mesuji), sebelah selatan berbatasan dengan Sungai Pidada (Kecamatan Rawapitu), pada sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Penawartama dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Rawajitu Selatan.

Kecamatan Gedungaji Baru memiliki 9 kampung yaitu :

1. Batu Ampar,
2. Suka Bhakti,
3. Sido Mukti,
4. Makarti Tama,
5. Setia Tama,
6. Mesir Dwi Jaya,
7. Sumber Jaya,
8. Mekar Sari
9. Sido Mekar.

13. DENTE TELADAS
Kecamatan Denteteladas beribu kota di Kampung Teladas, +76 km dari ibu kota kabupaten merupakan kecamatan pemekaran dari Kecamatan Gedungmeneng yang di sahkan dalam Perda No. 01 Tahun 2007, memiliki luas wilayah 67.848,32 ha atau 58 % dari luas Kabupaten Tulangbawang. Batas wilayah Kecamatan Denteteladas pada sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Gedungmeneng, dan sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa.

Kecamatan Dente Teladas memiliki 12 kampung, yaitu :

1. Pasiran Jaya,
2. Bratasena Mandiri,
3. Bratasena Adiwarna,
4. Sungai Nibung,
5. Mahabang,
6. Kuala Teladas,
7. Kekatung,
8. Teladas,
9. Way Dente,
10. Dente Makmur,
11. Pendowo Asri
12. Sungai Burung.

14. BANJAR BARU
Kecamatan Banjarbaru merupakan kecamatan pemekaran dari sebagian wilayah Kecamatan Banjaragung yang disahkan dalam Perda Kabupaten Tulangbawang No. 04 Tahun 2009 tanggal 20 Agustus 2009 tentang Pembentukan Kecamatan Banjarbaru dan Kecamatan Menggala Timur dalam Wilayah Kabupaten Tulangbawang, yang kemudian diresmikan Bupati Tulangbawang Dr. Abdurrachman Sarbini pada tanggal 15 Oktober 2009. Pusat pemerintahan Kecamatan Banjarbaru ditetapkan di Kampung Kahuripan Jaya dengan luas wilayah 9.863,35 ha dan berpenduduk 12.518 jiwa. Batas wilayah Kecamatan Banjarbaru pada sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Banjaragung, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Menggala, pada sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Lambukibang dan Kecamatan Pagardewa, Kabupaten Tulangbawang, dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Gedungaji.

Kecamatan Banjarbaru memiliki 10 kampung, yaitu :

1. Panca Mulya,
2. Panca Karsa Purnajaya,
3. Kahuripan Jaya,
4. Bawang Sakti Jaya,
5. Mekar Jaya,
6. Balai Murni Jaya,
7. Mekar Indah Jaya,
8. Jaya Makmur,
9. Bawang Tirto Mulyo,
10. Karya Murni Jaya.

15. MENGGALA TIMUR
Kecamatan Menggala Timur merupakan kecamatan pemekaran dari sebagian wilayah Kecamatan Menggala dan Gabungan Kecamatan Banjaragung yang disahkan dalam Perda Kabupaten Tulangbawang No. 04 Tahun 2009 tanggal 20 Agustus 2009. Memiliki luas wilayah 34.448,5 ha dengan pusat pemerintahan di Kampung Lebuh Dalem. Batas wilayah Kecamatan Menggala Timur pada sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Banjaragung dan Kecamatan Gedungaji, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Menggala dan Kabupaten Tulangbawang Barat Kecamatan Lambukibang, pada sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Banjaragung, dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Menggala.

Kecamatan Menggala Timur memiliki 10 kampung, yaitu :

1. Lebuh Dalem,
2. Menggala, Lingai,
3. Kibang Pacing,
4. Sungai Luar,
5. Kahuripan Dalam,
6. Cempaka Dalam,
7. Bendaro indah,
8. Tri Makmur Jaya
9. Cempaka Jaya.
10. Tri Makmur Jaya

*dari berbagai sumber
Baca Selengkapnya..