Minggu, 30 Mei 2010

CP Prima Bantah Revitalisasi Tambak Udang Gagal

PT Central Proteinaprima Tbk (CP Prima) membantah adanya kegagalan revitalisasi tambak udang miliknya yang terkena virus. Revitalisasi tetap berjalan walaupun mengalami hambatan dalam pelaksanaannya. Demikian yang disampaikan Wakil Direktur Utama CP Prima Mahar A Sembiring dalam konferensi pers yang diadakan CP Prima di Jakarta, Rabu (5/5). "Wabah penyakit belum dapat dihilangkan tetapi revitalisasi tambak masih berlanjut," kata Mahar. Ia mengapresiasi partisipasi para petani tambak dalam kegiatan revitalisasi yang dilakukan perusahaan inti. Bahkan menurutnya perusahaan inti dan para petani sudah menyepakati target revitalisasi tambak akibat virus tersebut.

Mahar menjelaskan revitalisasi tambak, khususnya penyebaran benur (bibit udang), memang mengalami keterlambatan yang disebabkan adanya gangguan cuaca. "Musim hujan masih tinggi. Biasanya April sudah baik tapi sekarang masih tinggi," cetusnya. Namun begitu penyebaran benur tetap dilakukan para petani tambak walaupun berkurang volume benur yang ditebarkan. Mahar mengharapkan pada bulan Mei, penyebaran benur bisa kembali dilakukan normal. Selain itu, CP Prima juga telah mengusahakan beberapa perbaikan dalam merevitalisasi tambak. Sejumlah usaha seperti penggunaan metode baru budi daya dan penanganan bio (bio treatment) sudah dilakukan.

Sebelumnya, tambak udang yang dimiliki CP Prima terserang virus jenis Infectious Myo Necrosis Virus (IMNV). Menurut staf ahli penyakit dan lingkungan CP Prima, Bambang Widigdo, virus tersebut tergolong baru karena baru ditemukan di Brasil pada tahun 2004. Virus tersebut masuk ke Indonesia akibat impor benur dari Taiwan. "Ternyata Taiwan mengimpornya juga dari Brasil," katanya. Virus tersebut menyebar ke tambak-tambak lain karena benur terbawa oleh burung dan jatuh di tambak lainnya. "Kita sudah melakukan pencegahan tetapi kita mencegah burung menjatuhkannya sulit," ujar Bambang.  Sampai saat ini, pihak CP Prima belum bisa menentukan target produksi akibat keterlambatan revitalisasi tambak. "Kita belum bisa membuka volume produksi, memelihara udang kan memakan waktu berbulan-bulan," ujar Mahar.

Dalam menghadapi persoalan revitalisasi tambak, CP Prima juga terus meminta bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. "Kita meminta uluran tangan di Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kita terus berkonsultasi dan mencari solusi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan," tutur Mahar. Terkait soal adanya investor baru yang akan menyuntikan dana bagi CP Prima, Komisaris Utama CP Prima Hardian P Widjonarko mengaku tidak pernah terjadi pembicaraan apapun mengenai investor. " Investor saya tidak tahu, tidak kenal, dan tidak berhubungan. Jadi saya tidak bisa komentar," ungkapnya.

Hardian mengungkapkan bahwa CP Prima tidak mengalami masalah pendanaan. Maka CP Prima dianggap tidak perlu investor baru untuk menyuntikan dana. "Alhamdulilah, tidak ada masalah pendanaan," katanya. Sumber dana kredit dari bank-bank yang menjadi mitra CP Prima juga tetap berjalan lancar. Namun Mahar mengakui bahwa kredit baru masih sedang mengalami peninjauan ulang. Untuk pembayaran utang yang akan jatuh tempo, Mahar menuturkan bahwa pihaknya masih berada dalam posisi standstill agreement dengan pemegang obligasi. Ia masih terus membicarakan restrukrisasi utang tersebut dengan para obligor. "Standstill agreement sampai dengan tercapainya kesepakatan dengan bondholder belum ada informasi yang bisa disampaikan," pungkasnya. (*/OL-03) Sumber : http://www.mediaindonesia.com

Tidak ada komentar: