Kamis, 27 Mei 2010

PLASMA CPB GELAR AKSI DAMAI

Ribuan plasma tambak udang Bratasena menggelar aksi damai guna menyampaikan aspirasi mereka menuntut pihak manajemen perusahaan
tidak melakukan pengurangan tunjangan hidup, apa pun alasannya, Kamis (15-4).
Aksi damai ribuan karyawan yang berlangsung sejak Rabu (14-4) akan terus digelar sampai pihak perusahaan mengabulkan permintaan mereka. Ribuan plasma dengan mengendarai sepeda motor melakukan konvoi dari kantor (office) hingga ke lapangan basket depan housing.

Informasi yang dihimpun Lampung Post menyebutkan rencana pemotongan dana tunjangan hidup plasma sudah disosialisasikan ke seluruh plasma.
Ketua Tim Pembahasan Kemitraan Petambak Plasma (TPKPP) PT CPB, Supiono, mengatakan unjuk rasa secara damai itu dilakukan plasma untuk menolak penurunan biaya hidup selama enam bulan; April--Oktober. Dia mengaku penurunan biaya hidup itu sangat memberatkan para plasma. "Unjuk rasa penolakan ini akan lakukan sampai perusahaan memenuhi tuntutan kami," kata dia.

Berdasarkan informasi yang diterima Lampung Post, ada sekitar 2.700 plasma keberatan dengan rencana kebijakan perusahaan yang mengaku kondisi keuangan sedang pailit. Sebab, pihak perusahaan berencana mengurangi dana tunjangan hidup plasma sebesar Rp350 ribu.
Sebelumnya, para plasma mendapat dana tunjangan hidup Rp1,2 juta per bulan, plus natura (kebutuhan pokok), seperti beras 35 kg, minyak tanah 20 liter, mi instan satu dus, minyak goreng 3 kg, kopi satu bungkus, sabun mandi, dan sabun cuci dua batang.
Namun, pihak perusahaan telah mengurangi jatah natura berupa minyak tanah yang sebelumnya 20 liter sebulan kini hanya 15 liter.
Dalam surat edaran rencananya pengurangan dana tunjangan hidup itu, pihak perusahaan akan melakukan sistem variasi. Plasma Tebar Mandiri dana tunjangan hidup dikurangi Rp350 ribu, plasma budi daya dikurangi Rp100 ribu, dan plasma yang kerap pulang ke kampung dikurangi Rp500 ribu.

"Kami sudah membentuk tim dan di antaranya mengadu ke DPRD Tulangbawang. Memang pengurangan tunjangan hidup belum terlaksana karena pencairan setiap tanggal 14. Sampai hari ini kami belum mengambil tunjangan hidup," kata plasma itu.
Sementara itu, Assistant Vice President Corporate Community Bratasena, Goerge Basuki, membantah melakukan pengurangan tunjangan itu. "Saat ini, masih dalam perundingan internal kami dan belum final. Entah kenapa kawan-kawan sudah menyampaikan aspirasinya. Saya kurang paham berapa besaran tunjangan hidup itu dan rencana pengurangannya. Nanti, saya lihat dulu," kata dia, via ponselnya, kemarin.

Bahkan, George Basuki berjanji akan menghubungi Lampung Post dua jam lagi. Dia juga menolak menjelaskan kondisi perusahaan hingga berencana mengambil kebijakan pengurangan tunjangan hidup. "Nanti saya hubungi dua jam lagi ke nomor Anda ini. Saya kurang paham, nanti kami jelaskan," kata dia.

Beberapa saat berikutnya, sesuai janji, George Basuki kembali menghubungi
Lampung Post dan menjelaskan bahwa potongan tunjangan hidup bervariasi. Bagi plasma berbudi daya maksimal 20 persen; tidak berbudi daya maksimal 10 persen. "Dari nilai tunjangan itu, masih akan dibahas di internal," kata dia.

Penolakan penurun biaya hidup tersebut sudah dilakukan para plasma sejak Januari 2010. Namun, penolakan itu tidak digubris pihak perusahaan. Bahkan, plasma juga pernah mengadukan masalah tersebut ke bupati dan ketua DPRD setempat. Akibat penurunan biaya hidup membuat hubungan kemitraan antara plasma dan inti memburuk. (DRA/LUT/CK-5) Sumber : http://www.lampungpost.com

Tidak ada komentar: