Sabtu, 02 Juni 2012

MOTIVASI



BAGAIMANA MENGHADAPI KEGAGALAN

Musuh terbesar dari kebahagiaan adalah kegagalan. Hal ini karena kegagalan tidak di satu tempat yang sama dengan kebahagiaan. Kata GAGAL itu sebenarnya sudah salah, harusnya kata BELUM BERHASIL. Ketika seseorang mengatakan sudah gagal, maka dia menutup sendiri kemungkinan berhasil

Dalam hal ini, ada 4 tipe orang di dunia ini, yaitu :

1. Orang sukses dan bahagia,
2. Orang tidak sukses tapi bahagia,
3. Orang sukses tapi tidak bahagia, dan
4. Orang yang tidak sukses dan tidak bahagia.

Orang yang tidak bahagia itu dikarenakan dasar kesuksesan kita bukan kebahagiaan. Oleh karena itu kita harus mengetahui letak kegagalan itu akarnya dimana agar kita selalu bahagia.

Orang yang tidak pernah gagal adalah orang yang tidak pernah mencoba, dan itu adalah kegagalan terbesar. Sesungguhnya kegagalan itu adalah cara Tuhan memberikan inspirasi kepada kita.

BAGAIMANA MENGHADAPI ORANG YANG SULIT

Saat menjadi korban kita sebaiknya melihat bahwa orang yang menjengkelkan menjadi guru sejati kita. Kesadaran untuk memperbaiki diri seringnya datang ketika kita ada di posisi korban.

Orang menjengkelkan memberi pelajaran dengan cara yang mungkin kurang baik dan itu membekas serta mengubah hidup korbannya. Namun, kita tidak harus menjadi orang yang menjengkelkan untuk merubah orang lain.

Orang baik mendapat tugas memberi pelajaran dengan cara yang baik. Orang menjengkelkan memberi pelajaran dengan cara yang menjengkelkan.
Jangan kita yang sudah baik menjadi orang yang menjengkelkan untuk memberi pencerahan kepada orang lain, karena semua sudah ada kavling/job desc-nya masing-masing dari Tuhan.

Sesungguhnya orang yang menjengkelkan itu adalah guru sejati kita, dan pertemuan kita dengan mereka bukan suatu kebetulan, melainkan sudah diatur Tuhan untuk membuat kita menjadi orang yg lebih baik.”

BERHENTILAH MENCARI UANG

Kesalahan terbesar kita tidak bahagia saat bekerja karena kita berkerja untuk uang semata. Oleh karena itu kita bahagia hanya saat gajian saja. Banyak yang tidak menyadari bahwa sesungguhnya kita bekerja untuk menjalankan "misi" Tuhan buat kita di dunia ini, yakni menjadi khalifah dengan mengoptimalkan potensi diri

Sesungguhnya tugas kita dalam bekerja adalah terus meningkatkan level kemanfaatan kita. Jika kita fokus bekerja untuk melayani, maka benefit yang kita dapat seringkali lebih dari yang kita harapkan. Hal ini dikarenakan orang sudah percaya dengan kredibilitas kita. Jika kita sudah memberikan manfaat yang jelas, maka wajar jika kita menetapkan "harga" kita.

Rumus uang yaitu semakin dicari, uang akan semakin menjauh, semakin tidak dicari uang akan selalu mengejar kita. Karena uang adalah akibat, bukan sebab. Uang merupakan konsekuensi atas pelayanan kita terhadap orang lain. Orang yang bekerja hanya mencari uang, sesungguhnya ia orang yang penuh kekurangan. Bagaimana bisa kita memberi manfaat jika kita sendiri kekurangan?

Banyak sekali kita menemui orang-orang yang menjengkelkan dalam hidup kita yang dapat mengurangi kebahagiaan kita. Definisi orang yang menjengkelkan atau orang yang sulit yaitu orang-orang yang sering merepotkan kita, sering menyusahkan kita, sering membuat kita sakit hati dan selalu melakukannya berulang-ulang

KALAU BUKAN CARI UANG CARI APA LAGI ?

Pada dasarnya kita tetap butuh uang untuk hidup, tetapi uang itu adalah akibat dari suatu pelayanan atau manfaat yang kita berikan kepada orang lain, bukan sebabnya. Uang adalah sebagian kecil dari yang kita peroleh dari pekerjaan kita. Kepuasan batinlah yang akan lebih membahagiakan kita

Uang itu sangat tertarik pada orang-orang yang memberikan banyak manfaat, seperti mengurangi beban orang lain dan menyenangkan orang lain. Tugas kita bukan sekedar hidup tapi membuat kehidupan. Cara membuat kehidupan adalah mengerjakan sesuatu yang penting, yang lebih besar dari kepentingan diri sendiri.

Bagi pekerja yang sudah menemukan jati diri dalam bekerja, biasanya ego dalam dirinya akan hilang dan berganti fokus terhadap pelayanan terhadap orang lain. Ukuran pekerjaan kita sesungguhnya adalah dari MAKNA yang diterima orang lain yang menikmati pekerjaan kita.

SALAH PILIH

Salah pilih seringkali menimbulkan penyesalan. Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna. Agar kita bisa mencegah sesal tak berguna, atau minimal hanya mengalami sesal dahulu pendapatan, kita perlu memiliki kemampuan untuk berimajinasi, atau membayangkan apa yang akan terjadi.

Untuk mengetahui bahwa pilihan kita sudah benar, kita bisa melihat dari tanda-tanda yang kita rasakan, yakni hidup merasa aman, tentram, penuh rasa syukur, dan merasa mencapai apa yang kita inginkan. Kalau itu sudah kita rasakan, maka pilihan kita sudah benar. Berhasil belum tentu benar dalam memilih. Contohnya pencuri. Pencuri mungkin merasa berhasil jika sudah mencuri. Tapi ia tidak memiliki rasa tenang dan bersyukur.

Bila sudah terlanjur salah pilih, tidak perlu disesali. Pertanyaan dalam kesalahan adalah bukan “mengapa”, tapi “apa yang bisa saya lakukan”, dan ”bagaimana saya melakukan itu”. Kalau hanya menyesali, kita akan rugi 2 kali: salah pilih, dan menyesal seumur hidup

KURANG PENGALAMAN

Pengalaman didapat dari kejadian-kejadian dalam hidup. Kita sering melewati hidup begitu saja tanpa pemaknaan. Untuk hidup dengan penuh makna, kita harus masuk dalam kekinian, ke dalam waktu yang diberikan Tuhan untuk kita manfaatkan dengan baik. Banyak kejadian hanya jadi peristiwa, tidak menjadi pengalaman dan tidak diambil pelajaran. Akibatnya kita mengalami kejadian buruk yang sama, atau jatuh kedalam lubang sama.

Banyak tidaknya pengalaman ditentukan oleh:

1. Kurang pengalaman secara kuantitas. Kurang mengalami peristiwa penting dalam hidup yang bisa diambil pelajaran.

2. Kurang pengalaman secara kualitas. Banyak mengalami berbagai hal, tapi hanya berhenti sebagai kejadian saja, tidak direnungi. Betapapun banyaknya pengalaman, orang seperti ini masuk kategori kurang pengalaman.

Setiap kejadian terutama kejadian penting, baik yang menyenangkan maupun tidak, direnungkan, kalau perlu dicatat. Ini supaya menjadi pembelajaran. Pembelajaran yang tidak akan kita dapat dari buku manapun dan dari siapaun, karena ini unik dan khas yang menggambarkan perjalanan hidup kita.

Jangan buru-buru merasa ‘kaya pengalaman’, sebaliknya, tanamkan rasa ‘kurang pengalaman’. Merasa kaya pengalaman akan menciptakan lubang kejatuhan. Dengan merasa kurang pengalaman, kita akan selalu berusaha mengambil sebanyak mungkin pengalaman, dari peristiwa yang kita alami.

FLU CINTA

Kebanyakan orang tidak bisa membedakan antara Flu Cinta dan Virus Cinta. Kedua hal tersebut tentu saja berbeda. Tanda-tanda bahwa hubungan yang terkena gejala Flu Cinta adalah hubungan terasa hambar, sering bertengkar hanya karena hal-hal kecil, saling menghindar, dan jarang tertawa bersama.

Flu Cinta disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu Usia hubungan/perkawinan, biasanya di awal hubungan hanya melihat kelebihan sang pasangannya saja, kemudian Lupa akan posisi sebagai pasangan kekasih atau menjalankan perannya saja sebagai seorang suami/isteri, dan Tidak pernah meluangkan waktu bersama.

Cinta yang sehat harus terdiri dari 3 hal, yaitu :

1. Intimacy, saling membuka diri, mengeksplor diri org lain scara psikologis sehingga saling mengenal.

2. Passion atau Greget, ketertarikan secara fisik. Kalau sudah tidak ada berarti ada yang salah dengan hubungan kita.

3. Commitment, kemauan menjalankan hubungan yang eksklusif dan berjangka panjang.


SURGA ADA DISINI

Banyak yang beranggapan Surga itu adalah yang di Akhirat, tetapi yang dimaksud Surga ada di sini yaitu Surga yang ada di dunia. Surga itu adalah kebahagiaan yang tiada akhir. Jika kita merasakan kebahagiaan terus menerus, berarti kita sudah di Surga.

Surga adalah konsekuensi dari apa yang telah kita lakukan. Dalam hal ini ada 4 bentuk konsekuensi, yaitu:

1. Hukum Alam, sifatnya pasti dan bisa kita terima saat itu juga (langsung).
2. Hukum Sosial, sifatnya pasti tetapi ada jarak dalam responnya (waktu).
3. Hukum Formal, sifatnya tidak pasti dan tidak bisa diterima (tidak jelas).
4. Hukum Akhirat, sifatnya pasti tetapi nanti (terlalu lama untuk menunggunya).

Ada beberapa poin kesimpulan dalam hal ini, yaitu:

1. Surga dan neraka itu sesungguhnya ada di tangan kita. Kitalah yang menciptakan surga dengan melakukan kebaikan, dan kita pula yang menciptakan neraka dengan melakukan kejahatan.

2. Seseorang bukan dihukum karena dosanya, tetapi oleh dosanya. Seseorang bukan mendapatkan kebahagiaan karena pahalanya, tetapi dari pahalanya.

3. Surga itu berada dalam pikiran kita yang damai (beautiful mind). Neraka adalah tidak menyatunya pikiran, badan dan jiwa (pikiran terpecah belah).

4. Tugas Syetan adalah membuat Surga seperti Neraka, dan Neraka seperti Surga.

5. Orang yang baik adalah orang yang jiwanya dibawa ke Surga. Orang yang takwa adalah orang yang Surga dibawa ke jiwanya.


TUHAN

Tuhan adalah sumber dari kebahagiaan atau the ultimate of happiness. Dalam hal ini ada lima poin yang berkaitan dengan Tuhan, yaitu:

1. Tuhan adalah apa yang paling penting.
Yang paling penting bagi kita bukan pekerjaan, bukan jabatan, bukan keluarga, melainkan Tuhan kita. Jika kita mementingkan sesuatu dalam hidup kita selain Tuhan, berarti kita sudah menduakan Tuhan.

2. Beriman bukan percaya Tuhan itu ada, tetapi percaya Tuhan itu hadir.
Jika kita percaya kepada Tuhan maka kita akan merasakan kehadiran Tuhan. Seperti halnya kita percaya kepada polisi, tetapi ketika polisi itu ada/hadir maka kita akan mematuhi peraturan.

3. Tuhan itu hanya bisa didekati dengan ketenangan, keheningan dan melepaskan semua ketergantungan.
Seperti halnya ketika kita sedang beribadah, jika kita tidak khusyu maka ibadah kita hanya formalitas belaka dan kita tidak bisa merasakan Tuhan itu ada di dekat kita.

4. Besar-kecil Tuhan berbeda bagi setiap orang.
Besar-kecilnya Tuhan tergantung dari keyakinan kita dan tingkat kekhawatiran kita. Semakin kita yakin, percaya dan tidak khawatir dengan Tuhan, maka makin besar juga Tuhan kita. Sebaliknya ketika kita ragu-ragu, gelisah, dan masih khawatir dengan Tuhan maka makin kecil juga Tuhan kita.

5. Pencapaian yang tertinggi yang bisa kita dapatkan bukanlah surga atau pahala, tetapi ridho Tuhan.

Banyak orang yang beribadah hanya mencari surga atau pahala, namun sesungguhnya ada yang lebih tinggi daripada itu, yaitu Ridho Tuhan.

Semakin rendah tingkat intelektual dan spiritual seseorang, maka dia akan melihat Tuhan itu ada wujudnya. Sebaliknya semakin tinggi tingkat intelektual dan spiritual seseorang, maka Tuhan itu sesuatu abstrak yang tidak berwujud, yang tidak bisa dilukiskan keindahannya dengan kata-kata. Keindahan yang paling hakiki ketika kita di Surga adalah ketika kita bisa melihat Tuhan.

SETAN

Setan adalah makhluk yang selalu melakukan kejahatan, dan selalu membawa kita menjauhi kebahagiaan. Setan selalu memberikan janji-janji kebahagiaan, tetapi sesungguhnya itu bukan kebahagiaan melainkan kesenangan belaka.

Ada lima poin agar kita lebih waspada dalam menghadapi Setan, yaitu:

1. Setan itu tidak menggoda setiap orang, tetapi Setan menggoda orang yang baik. Jika kita orang baik, maka kita akan menjadi target utama Setan.

2. Setan lebih besar potensi menangnya daripada Manusia. Setan tidak kelihatan, tetapi ada dimana-mana. Kita tidak mungkin melawan Setan yang lebih kuat daripada kita. Kita harus meminjam kekuatan Tuhan agar bisa menang melawan Setan. Oleh karena itu, kita harus dekat dengan Tuhan.

3. Cara Setan memperdaya manusia adalah dengan meyakinkan manusia bahwa Setan itu tidak ada. Setan selalu mempromosikan bahwa dia tidak ada, supaya dia dengan leluasa masuk ke tubuh manusia. Sesungguhnya Tuhan itu menciptakan Setan agar kita bisa melihat mana yang baik dan mana yang buruk

4. Kunci sukses Setan adalah membuat manusia tergesa-gesa. Pada dasarnya manusia ingin sesuatu yang instan, cepat, tidak mau membayar harganya. Banyak orang yang tergesa-gesa ingin kaya, tenar, sukses, dan lain-lain, dan ini membuat Setan lebih mudah untuk mendekati kita.

5. Walaupun Setan itu jahat, tetapi ada beberapa hal yang positif dari Setan, yaitu:

• Setan itu walaupun selalu membuat orang tidak percaya Tuhan, tetapi Setan percaya sama Tuhan.

• Setan itu tidak pernah memaksaan kehendak, dia hanya menggoda.

• Setan itu mempunyai kesabaran yang tinggi dalam hal menggoda.

• Setan itu sangat mengenali manusia.


*Arvan Pradiansyah
(Managing Director Institute for Leadership and Life Management and Happiness Inspirer)

Tidak ada komentar: