Kamis, 01 Juli 2010

Rekonsiliasi setengah hati dalam komplik Kemitraan PT Cp Bahari

Perbedaan pendapat,perbedaan kepentingan ,perbedaan peran dalam sebuah system usaha adalah merupakan hal yang wajar selagi semua persoalan itu bisa diselesaikan dengan dialog dan tidak menghambat jalanya usaha yang mengakibatkan kegagalan.

Akan tetapi jika persoalan-persoalan tersebut mengarah pada kegagalan usaha maka hal ini sudah pantas dikatakan terjadinya sebuah konflik kepentingan .untuk menyelesaikan sebuah konflik tentunya memerlukan waktu ,cara,metode,kemauan dari semua pemangku kepentingan .dalam hal ini kita mempunyai cara mendekatkan perbedaan itu dengan mekanisme perundingan,

Yang menjadi masalah kita bersama adalah apabila hasil-hasil perundingan itu belum memenuhi keinginan salah satu pihak yang berunding karena dirasakan jauh dari unsur-unsur kemajuan ,kesejahteraan,serta keadilan menurut ukuran-ukuran normal.

Tentu keadaan itu tidak menjadikan semua perundingan tidak berarti tapi justru dengan media perundingan itulah semua kegagalan ,dapat diupayakan oleh semua pihak yang berkempentingan termasuk pihak pemerintah dan legislative .

Bagaimana juga jika proses perundingan itu tidak mengalami kemajuan ,stagnant bahkan kemunduran dari segi hasil yang dicapai.bisa saja perundingan menghasilkan kesepakatan akan tetapi kesepakatan itu sendiri belum tentu berpihak kepada kemajuan dan kesejahteraan semua pihak karena berbagai factor .misalnya apakah pihak-pihak yang berunding punya kekuatan yang memadai untuk menentukan hasil perundingan,apakah juga mempunyai dukungan yang kuat dari yang diwakilinya,apakah mempunyai sumber daya manusia yang cukup,pendanaan yang cukup dan seterusnya.

Dalam kondisi seperti ini kita dihadapkan pada perbedaan kepentingan yang besar yang menghasilkan sebuah ketidakpercayaan antara kedua belah pihak Baik secara terbuka maupun tertutup.apakah dalam keadaan ini juga pantas dicanangkan sebuah Rekonsiliasi konflik kemitraan. Jawabanya adalah Rekonsiliasi sebuah konflik harus memenuhi tahap-tahap yang secara simultan harus dilakukan.

Tahap-tahap itu menurut ahli penyelesaian konflik sumber daya alam Jonh Paul Lederach adalah sbb:

o Tahap pertama adalah pencarian kebenaran apakah selama ini proses kerja sama ini telah dijalankan dengan prinsip – prinsip usaha yang baik yang berlaku umum.jawabanya tentu belum
o Tahap kedua Keadilan apakah juga usaha yang kita jalani ini sudah memenuhi unsure – unsure keadilan jawabanya ada pada realita yang ada.
o Tahap ke tiga adalah kedamaian hal ini menjadi dambaan semua manusia daimanapun tempatnya dan akan kita pertahankkan dengan segala upaya karena hal ini merupakan modal yang sangat besar bagi kita.
o Sedangkan Tahap ke empat adalah Kerendahan hati semua kita harusnya mempunyai sifat ini demi dirinya dan lingkunganya .

Dan kesemua tahap itu harus dilakukan secara berkesinambungan saling terkait satu dengan yang lain ,karena minimal ada dua tahap prinsip rekonsiliasi yang belum dilakukan secara maksimal oleh kita semua maka saya berpendapat bahwa rekonsiliasi yang akan kita lakukan ini adalah rekonsiliasi setengah hati. Sering kita jika menhadapi masalah tidak menyelesaikanya dengan tuntas dan baik tetapi menunda masalah yang kita hadapi untuk waktu lama akibatnya ada penumpukan masalah yang cukup banyak yang harus diselesaikan dalam satu kesempatan. Akibatnya tentunya hasil yang diharapkan dari penyelesaian masalah itu jadi tidak maksimal. Atau sering kali juga ketika kita menghadapi masalah tidak menyelesaikanya sebagai sebuah tanggung jawab akan tetapi kita bebankan masalah itu pada orang lain .

Kemitraan adalah sebuah system yang dirancang untuk membagi kesejahteraan kepada semua,menghindari exsploitasi berlebihan antara orang dengan orang lain,exsploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam .Tidak ada system yang sempurna ,dan yang paling tau akan ketidakbaikan system itu adalah para pelakunya , untuk itu mari kita lebih terbuka ,lebih mau mendengar apa yang terjadi dilingkungan kita. Tanpa ada niat baik dan kemauan yang kuat dari semua pihak hal ini sulit dicapai .semoga kita semua belum terlambat untuk menyadarinya.

Tidak ada komentar: